LANDASAN
TEORITIS
2.1
Model
Pembelajaraan Kooperatif Team Achievement Devisions
2.1.1 Penegrtian STAD
Model
pembelajaran STAD termasuk model pembelajaran STAD temasuk model pembelajaran
kooperatif di tandai dengan adanya stuktur tugas, struktur tujuan dan stuktur
penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif
siswa didorong untuk bekerjasama pada suattu tugas bersama dan mereka harus
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah prestasi belajar akademik
siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragamaan dari
temannya, serta pengembangan keterampilan social.
Menurut
Nur Citra Utomo dan C. Novi Primiani (2009: 9), “STAD didesain untuk
memotivasi siswa-siswa supaya kembali bersemangat dan saling menolong untuk
mengembangkan keterampilan yang diajarkan oleh guru”. Menurut Mohamad Nur
(2008: 5), pada model ini siswa dikelompokkan dalam tim dengan anggota 4 siswa
pada setiap tim. Tim dibentuk secara heterogen menurut tingkat kinerja, jenis
kelamin, dan suku.Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah
satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan
baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas,
STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
Pembelajaran
kooperatif tipe STAD di kembangkan oleh Robert E. Slavin, di mana pembelajaran
tersebut mengacu pada belajar kelompok peserta didik. Dalam satu kelas peserta
didik dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan anggota empat sampai lima orang,
setiap kelompok haruslah heterogen. Metode STAD merupakan salah satu model pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan teori Psikologi sosial.
Dalam teori
ini sinergi yang muncul dalam kerja kooperatif menghasilkan motivasi yang lebih
daripada individualistik dalam lingkungan kompetitif. Kerja kooperatif
meningkatkan perasaan positif satu dengan lainnya, mengurangi keterasingan dan
kesendirian, membangun hubungan dan menyediakan pandangan positif terhadap
orang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu
:
- penyajian kelas,
- belajar kelompok,
- kuis,
- skor pengembangan dan
- penghargaan kelompok
Model STAD
juga mempunyai beberapa kelebihan antara lain didasarkan pada prinsip bahwa
para siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap
belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri, serta adanya
penghargaan kelompok yang mampu mendorong para siswa untuk kompak, setiap siswa
mendapat kesempatan yang sama untuk menunjang timnya mendapat nilai yang
maksimum sehingga termotivasi untuk belajar.
Model STAD memiliki dua
dampak sekaligus pada diri para siswa yaitu dampak instruksional dan dampak
sertaan. Dampak instruksional yaitu penguasaan konsep dan ketrampilan,
kebergantungan positif, pemrosesan kelompok, dan kebersamaan. Dampak sertaan
yaitu kepekaan sosial, toleransi atas perbedaan, dan kesadaran akan perbedaan.
2.1.2 Kelebihan dan
Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
- Kelebihan Model Pembelajaran Koopertaif Tipe STAD
- Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
- Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.
- Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
- Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.
- Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.
- Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.
2.
Kelemahan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
- Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda.
- Adanya perpanjangan waktu karena kemungkinan besar tiap kelompok belum dapat menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan sampai tiap anggota kelompok memahami kompetensinya.
- Jika ditinjau dari sarana kelas, maka untuk membentuk kelompok kesulitan mengatur dan mengangkat tempat duduk. Hal ini karena tempat duduk yang terlalu berat.
- Karena rata-rata jumlah siswa di dalam kelas adalah 45 orang, maka guru kurang maksimal dalam mengamati belajar kelompok secara bergantian.
- Guru dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan, antara lain koreksi pekerjaan siswa, menentukan perubahan kelompok belajar.
- Memerlukan waktu dan biaya yang banyak untuk mempersiapkan dan kemudian melaksanakan pembelajaran kooperatif tersebut.
- Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk peserta didik sehingga sulit mencapai target kurikulum.
- Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
- Menuntut sifat tertentu dari peserta didik, misalnya sifat suka bekerja sama.